
Kehilangan Ayah Sejak Kecil, Honey Berjuang Wujudkan Mimpi Jadi Pemain Timnas
Honey Putra adalah santri kelas 7A dengan hafalan Juz 30. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Kehidupan Honey berubah sejak tahun 2018, ketika ayahnya meninggal dunia.
Sejak saat itu, ibunya yang seorang penjual nasi harus berjuang sendiri menghidupi keluarga. Kehilangan sosok ayah membuat Honey kecil merasakan kesedihan mendalam sekaligus keterbatasan ekonomi dalam keluarga.
Namun, dari kesulitan itu tumbuh semangat kemandirian dalam diri Honey. Ia belajar untuk kuat, mandiri, dan tidak mudah menyerah.
Di sekolah, Honey membuktikan bahwa dirinya mampu berprestasi meski dalam keterbatasan. Ia pernah meraih juara tiga dalam pertandingan sepak bola, sebuah pencapaian kecil namun bermakna besar bagi dirinya dan keluarganya.
Lebih dari sekadar prestasi di lapangan, Honey menyimpan cita-cita untuk menjadi pemain sepak bola profesional yang bisa membawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia.
Impian itu ia rajut bukan semata untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk membahagiakan sang ibu yang sudah berjuang keras seorang diri, sekaligus menjadi kebanggaan keluarga.
Dengan hafalan Al-Qur’an dan semangat yang ia bawa setiap hari, Honey percaya bahwa masa depan cerah masih menantinya. Ia terus berjuang, belajar, dan berdoa agar mimpinya bisa terwujud.
- 
										      October, 31 2025Campaign is published

