Kehilangan Ayah Tak Patahkan Semangat Diki untuk Jadi Hafidz dan Pemain Bola Profesional!

Diki Purnomo adalah sosok anak yang lembut, penurut, dan memiliki semangat besar untuk belajar dan berjuang demi masa depan yang lebih baik.

Ia lahir di Banyumas dan mengenal Yatim Mandiri dari guru sanggar tempat ia belajar. Dari ustadz dan ustadzah di sanggar pula, Diki mengetahui tentang ICMBS sekolah impiannya yang kelak membuka jalan menuju cita-cita.

Alasan Diki memilih bersekolah di ICMBS sangat sederhana tapi bermakna: ia ingin menjadi anak yang bahagia di masa depan, mempelajari cita-citanya, dan tumbuh menjadi seorang hafidz Qur’an.

Ia yakin, dengan lingkungan yang baik dan penuh bimbingan, mimpinya bisa terwujud.

Di rumah, Diki hidup bersama ibu, bapak tiri, kakak, dan adiknya yang masih berusia 1 tahun. Ibunya tidak bekerja karena harus fokus merawat si kecil, sementara kakaknya bekerja di pabrik bumbu.

Dulu, ketika sang ibu masih berjualan di depan rumah, Diki kerap membantu melayani pembeli — bentuk kecil kasih sayangnya kepada keluarga.

Namun, perjalanan hidupnya tidak selalu mudah. Saat menghadiri ulang tahun sepupunya, kabar duka datang tiba-tiba: ayah kandungnya meninggal dunia.

Diki yang saat itu masih kecil, hanya bisa menahan tangis. Rasa kehilangan itu begitu membekas di hatinya, menjadi pengingat agar ia terus kuat dan berjuang demi membahagiakan keluarga.

Meski hidup sederhana, Diki tetap menorehkan prestasi. Ia pernah meraih juara 2 dan 3 lomba cerdas cermat — bukti bahwa semangat belajarnya tak pernah padam.

Kini, Diki memupuk cita-cita besar: menjadi pemain bola profesional sekaligus hafidz Qur’an. Ia ingin sukses di dunia olahraga tanpa meninggalkan nilai-nilai agama. Impiannya yang paling dalam adalah bisa mengajak ibu dan keluarganya berangkat ke Mekkah.

Baca selengkapnya ▾